Jumat, 18 April 2014

Rambai Manis

Rambai
Pagi-pagi perut masih keroncongan, setelah makan 2 buah pisang goreng. Sambil browsing mencari tanaman untuk menambah koleksi tanaman buah..(walaupun tanaman yang ditanaman beberapa bulan lalu masih kecil).
Beberapa saat kemudian datang seorang guru membawa oleh-oleh buah Rambai, asik....rambai langsung diserbu, saya langsung mengambil satu renteng rambai dan mencicipi rampai (hm, rasanya manis.......). Kemudian langsung menuju gerbang belakang sekolah untuk minum jamu. Perut kenyang. 
 Rambai adalah buah yang mirip dengan langsat, saya berpikir mungkin buah ini satu keluarga dengan langsat. Rasanya ada yang manis dan ada yang asam. Buah ini berbuah setahun sekali, berarti buah musiman.
Katanya buah ini bisa digunakan untuk masak, tapi saya belum pernah mencobannya, setelah cari-cari di-internet masakan apa saja yang cocok menggunakan  buah ini, ternyata dibuat untuk sayur yang bersantan :
Sayur Kulit Rambai
SAYUR LEMAK KULIT RAMBAIresipi : K.Nor@SecubitGaram

Bahan2:
Buah rambai ~ ambil kulitnya sahaja
petai
1 ekor ikan selayang
1 labu bawang besar ~ dipotong baji/wedges
1 biji cili merah ~ dihiris serong
1/2 cawan santan fresh/pekat
1 3/4 cawan air
garam dan sedikit gula

Cara:
Panggang ikan dan ambil isinya. Hancurkan.
Celur sekejap kulit rambai dan bila dah sejuk sedikit, perah airnya utk membuang rasa masam.
Masukkan isi ikan, air, bawang besar, cili merah, garam, sedikit gula dan juga kulit rambai kedalam periuk.
Masak hingga mendidih dan masukkan santan fresh/pekat.
Kacau sentiasa dan masak hingga mendidih.
Padamkan api dan sedia utk dihidangkan.
Bisa di-coba resepnya ni. Sumber Resep : http://www.secubitgaramnor67.com/2012/10/sayur-lemak-kulit-rambai.html

Belajar Menghindari MSG

Kesehatan, Allah menegurku dengan masalah kesehatan....

 
Bakwan
Karena kulit terkena alergi, harus kedokter, karena jempol terkena sejenis kutu air yang lama sembuhnya, setelah periksa ke RSUD Ulin bagian kulit, diberi obat dan salep. Setelah seminggu menggunakan resep belum ada perubahan berarti, malah tambah bermasalah. Akhirnya memutuskan ke dokter paling berpengalaman di kota ini. Ditemani suami ke klinik tersebut, di ruang pendaftaran langsung disambut pegawainya dengan ramah, terbersit pikiran "seharusnya mulai kemaren berobat kesini saja" tapi ingat kembali setiap kejadian ada hikmahnya. Tapi pelayanan di klinik ini benar-benar memuaskan, setiap saya berkonsultasi pasti ditanggapi oleh perawat atau dokternya, kaki yang bermasalah di periksa dokternya, tanpa rasa takut dokter memegang jari-jari kaki yang bermasalah, kemudian gelembung yang membesar di kedua jari kaki di pecahkan. Setelah itu diberi daftar makanan yang tidak boleh dimakan dan yang boleh dimakan. Salah satu yang pantang dimakan adalah MSG,  tidak boleh makan ayam, telur ayam dan masih banyak daftar makanan yang tidak boleh dimakan. Dokter menyatakan permasalahan di kulit kaki karena alergi dan bersifat kambuh-kambuhan. Mata ku langsung tertuju pada makanan apa aja yang boleh dimakan, salah satuna Itik. sehabis dari dokter, karena belum makan malam, mencari tempat makan dan tentu saja menunya bebek, biasanya kalau makan, saya selalu memilih menu ayam....bye..bye ayam....saya tidak bisa makan kamu lagi, karena alergi saya tingkat dewa (alias parah) selain mengganggu kulit kaki menyebabkan bentol-bentol merah di bawah kulit dan kalau digarut akan menjadi bentol yang membesar.
setelah lima hari menggunakan obat, tidak sengaja di sekolah, karena panitia UN, banyak cemilan, termakan deh kacang-kacangan, coklat, sejenis martabak yang ada isi telornya. Setelah pulang kerumah, bagian kulit yang semalam sembuh kambuh lagi (Alerginya memang tingkat dewa, ngak bisa di ajak kompromi). setelah 7 hari menggunakan obat luka sembuh kecuali luka yang kambuh akibat salah makan kemaren. Besok hari ke-8 Cek lagi kedokter...semoga semua permasalahan kaki bisa sembuh semua.....makanan harus di jaga.....
Hari ini kelaparan, mencari bahan-bahan apa yang ada di kulkas, ternyata ada sayur-sayuran. segera memutuskan membuat bakwan non penyedap, hasilnya, memang kurang enak...tapi setidaknya sehat (Tidak ada yang mau sakit, Tapi kalau sakit, bersabarlah, di sana ada hikmah bagi yang mau bersabar)